BTemplates.com

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.
Powered By Blogger

Business

Flickr Widget

Recent

Comments

Facebook

Popular Posts

Sabtu, 28 Februari 2015

Laporan Harga Pokok Produksi


File kelompok II

PT SERUMPUN
Laporan Harga Pokok Produksi
31 Januari 2005
Persediaan BOP awal                                                                                     Rp   4.800.000,00
Pemakaian bahan baku:
Persediaan bahan baku awal                                                  Rp  5.300.000,00
Pembelian bahan baku                          Rp 14.200.000,00
Retur pembelian                                   Rp   2.400.000,00
Total pembelian bahan baku                                                  Rp 11.800.000,00 +
Persediaan bahan baku yg tersedia                                       Rp 17.100.000,00
Persediaan bahan baku akhir                                                 Rp  6.700.000,00
Total biaya bahan baku                                                         Rp 10.400.000,00
Upah tenaga kerja langsung                                                  Rp   6.700.000,00
Biaya produksi tak langsung :
Biaya tenaga kerja tak langsung           Rp 2.750.000,00
Biaya telepon & listrik                          Rp    225.000,00
Biaya pemeliharaan gedung                 Rp    450.000,00
Biaya asuransi gedung                          Rp    350.000,00
Biaya lain-lain                                       Rp    175.000,00
Biaya penyusutn gedung                      Rp    375.000,00
Biaya penyusutan mesin                       Rp    180.000,00 +
Total BOP                                                                             Rp  4.505.000,00 +
Total biaya produksi tahun ini                                                                     Rp 21.605.000,00 +
Total Biaya BDP                                                                                         Rp 26.405.000,00
Persediaan barang dalam proses akhir                                                         Rp   5.900.000,00
HARGA POKOK PRODUKSI                                                                  RP 20.505.000,00
                                                        












File kelompok II

PT SEMPURNA
LAPORAN LABA – RUGI
31 JANUARI 2015

Pendapatan Penjualan                                                                                     Rp 30.000.000,-
Rektur penjualan                                                                                             Rp     500.000,-/  - 
Penjualan bersih                                                                                           Rp 29.500.000,-

Harga pokok penjualan
Persediaan barang jadi (awal)                         Rp   2.000.000,-
Harga pokok produksi                                    Rp 20.505.000,-/ -
Barang tersedia dijual                                     Rp 18.505.000,-
Persediaan barang jadi (akhir)                         Rp   1.000.000,-/ -
Harga Pokok penjualan                                                                               Rp 17.505.000,-/
Laba kotor                                                                                                       Rp   11.995.000,-
Biaya – biaya operasional :
Biaya penjualan:
Biaya gaji bag.penjualan                                 Rp  1.000.000,-
Biaya iklan                                                      Rp       50.000,-
Biaya pengangkutan                                       Rp        50.000,-
Total biaya penjualan                                                              Rp 1.100.000,-
Biaya Administrasi dan Umum :
Biaya perlengkapan Kantor                            Rp500.000,-
Biaya asuransi bag.adm & Umum                  Rp200.000,-
Biaya listrik dan telp. Bag.umum                   Rp155.000,-
Biaya penyusutan peralatan kantor                 Rp100.000,-
Total biaya Adm&umm                                                          Rp    55.000,-/ +

Total biaya operasional                                                                                   Rp  2.055.000,-/ (-)
Laba sebelum pajak                                                                                         Rp   9.940.000,-
Pajak PPh pasal 25                                                                                          Rp      950.000,-

Laba bersih setelah pajak                                                                            Rp   8.990.000,-

Kamis, 26 Februari 2015

PENGGALIAN NILAI-NILAI PANCASILA DI MASA KERAJAAN







PENGGALIAN NILAI-NILAI PANCASILA
DI MASA KERAJAAN
DI
S
U
S
U
N
OLEH

                                                                        KELOMPOK 5;
Della Yasinta Wira Putri Ana (140643053)
Komang Sri Meiningsih (1406043065)
Sherly ( 1406043066 )
 Imanuel Efa Yabes Hulu ( 1406043068 )
Made Desi Sukmayanti (1406043073)
Ni Luh Nyoman Ayu Mas Trisna Sari (1406043080)
I Gusti Bagus Aditya Wira P. (1406043081)


BAB I
PENDAHULUAN
PENGALIAN NILAI-NILAI PANCASILA DI MASA KERAJAAN
1.      Tunjukan dan jelaskan nilai-nilai pancasila yang ada di kerajaan kuntai,sriwijaya, dan majapahit.
2.      Jelaskan perbedaan pemerintahan sriwijaya dan majapahit dan coba apakah ada persamaan/perbedaan dengan system pemerintahan sekarang ini.
3.      Jelaskan sejarah atribut Negara kita,Lambang Negara, semboyang Negara, dan bendera Negara kita.
4.      Jelaskan factor-faktor kelemahan secara umum runtuhnya masa kerajaan nusantara.
5.      Jelaskan tentang adanya opini yang menyatakan nilai-nilai pancasila di gali dari masa kerajaan.








BAB II
PEMBAHASAN

1.      Tunjukan dan jelaskan nilai-nilai pancasila yang ada di kerajaan kuntai,sriwijaya, dan majapahit.
A.      Kerajaan Kutai
Letak :
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan Kutai terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur tepatnya di hulu sungai mahakam.
Sumber Sejarah :
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / Tugu dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai.
Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat :
Raja pertama kerajaan Kutai adalah Kudungga. Raja Kudungga memiliki seorang anak yang bernama Aswawarman. Kemudian Aswawarman memiliki 3 anak, salah satunya Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Kutai:
- Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu
- Nilai Persatuan : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.
- Nilai Kerakyatan : Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.

B.      Kerajaan Sriwijaya
Letak :
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Melayu kuno di pulau Sumatra yang banyak berpengaruh di kepulauan Melayu. Diperkirakan pusat kerajaan Sriwijaya di daerah lembah sungai Batanghari, Jambi.
Sumber Sejarah :
- Prasasti Kedukan Bukit tanggal 16 Juni 682 Masehi di Palembang.
- Prasasti Talang Tuo tanggal 23 Maret 684 Masehi di Palembang.
- Prasasti Karang Birahi abad ke-7 Masehi di Jambi.
- Prasasti Kota Kapur tanggal 28 Februari 686 Masehi di Pulau Bangka
- Prasasti Telaga Batu abad ke-7 Masehi di Palembang.
Pemerintahan:
Menurut Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Çri Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin 20.000 tentara (terutama tentara darat dan beberapa ratus kapal) dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Kerajaan ini adalah pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tidak memperluas kekuasaannya diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara.
Pengaruh budaya:
Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, pertama oleh budaya agama Hindu dan kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Agama Buddha diperkenalkan di Srivijaya pada tahun 425 Masehi. Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama Buddha Mahayana. Pada masa yang sama, agama Islam memasuki Sumatra melalui Aceh yang telah tersebar melalui hubungan dengan pedagang Arab dan India.
Masa Kejayaan:
Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan di bawah kepemimpinan Balaputradewa.
Faktor yang mendukung kebesaran Kerajaan Sriwijaya:
- Letak Strategis
- Runtuhnya kerajaan Funan
- Memiliki Armada laut yang kuat
- Menguasai daerah – daerah strategis
- Melimpahnya hasil bumi
- Pusat pendidikan agama Buddha di Asia Tenggara.
Keruntuhan Sriwijaya:
- Beberapa wilayah kerajaan Sriwijaya ingin melepaskan diri.
- Mundurnya perekonomian perdagangan.
- Baanyaknya serangan terhadap Sriwijaya.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Sriwijaya:
- Nilai Ketuhanan : Pusat pendidikan agama Buddha di Asia Tenggara.
- Nilai Kemanusiaan : Bbersifat terbuka terhadap budayA asing yang ma
- Nilai Persatuan : Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara.
- Nilai kerakyatan : Rakyat makmur.

C.      Kerajaan Majapahit
Letak:
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir di semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo dan Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
Pemerintahan:
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur. Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan.
Masa Kejayaan:
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313–1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina.
Faktor pendorong kejayaan Majapahit:
- Menghargai perbedaan agama
- Sebagai kerajaan yang memegang peranan penting dalam perekonomian
- Menjalin hubungan baik dengan kerajaan lain
- Memiliki pemimpin yang cakap.


Faktor penyebab keruntuhan Majapahit:
- Terjadi perang saudara yang berkepanjangan
- Datangnya pengaruh Islam
- Banyak kerajaan bawahan yang memisahkan diri
- Tidak ada pemimpin yang cakap sepeninggalan Hayam Wuruk dan Gajah Mada
- Serangan Raden Patah dari kerajaan Islam Demak.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Majapahit:
- Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu dan Buddha.
- Nilai Kemanusiaan : Menghargai perbedaan agama
- Nilai Persatuan : Ingin mempersatukan nusantara.
- Nilai Kerakyatan : Rakyat hidup sejahtera dan makmur.
- Nilai Keadilan : Tidak membeda – bedakan kedudukan dan menjunjung tinggi hak.

2.      Jelaskan perbedaan pemerintahan sriwijaya dan majapahit dan coba apakah ada persamaan/perbedaan dengan system pemerintahan sekarang ini.
A.      Sistem pemerintahan Sriwijaya
Menurut Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Çri Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin 20.000 tentara (terutama tentara darat dan beberapa ratus kapal) dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Kerajaan ini adalah pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tidak memperluas kekuasaannya diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara.
B.      Sistem Pemerintahan Majapahit
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur. Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan.
Dari Sistem pemerintahan dari ke dua kerajaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa adanya persamaan dengan system sekarang ini. Yang dimana presiden di bantu oleh mentri-mentri, DPR,Gubernur dan pejabat-pejabat lain nya dalam menjalankan system Negara ini.
3.      Jelaskan sejarah atribut Negara kita , Lambang Negara, semboyang Negara, dan bendera Negara kita
A.      Sejarah Lambang Negara Yaitu Burung Garuda
Berasal dari Arca Raja Arrlangga yang di gambarkan wisnu mengendari garuda. Garuda kendaraan wisnu tampil diberbagai candi kuno di Indonesia seperti prambanan, mendut sojiwan,penataran, Belanan, suku dan cetho dalam bentuk rekef atau arca.
Perancangan lambang negara dimulai pada Desember 1949, beberapa hari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Belanda. Kemudian pada tanggal 10 Januari 1950, dibentuklah Panitia Lencana Negara yang bertugas menyeleksi usulan lambang negara. Dari berbagai usul lambang negara yang diajukan ke panitia tersebut, rancangan karya Sultan Hamid II lah yang diterima. Sultan Hamid II (1913–1978) yang bernama lengkap Syarif Abdul Hamid Alkadrie merupakan sultan dari Kesultanan Pontianak, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Kalimantan Barat dan juga Menteri Negara Zonder Portofolio pada era Republik Indonesia Serikat. Dalam rancangannya yang pertama masih menampilkan bentuk tradisional garuda dengan tangan dan berbahu manusiayang memegang perisai dan dianggap terlalu bersifat mitologis. Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih "gundul" dan tidak berjambul seperti bentuk sekarang ini. Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut; setelah sebelumnya diperbaiki antara lain penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan pita, atas masukan Presiden Soekarno. Dipercaya bahwa alasan Soekarno menambahkan jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip dengan Bald Eagle (Lambang Negara Amerika Serikat).

B.      Semboyang Negara Kita
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

C.      Bendera Negara Kita
Dalam sejarah Indonesia terbukti, bahwa Bendera Merah Putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari Singosari (1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa Jawa kuno yang memakai tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang perang antara Jayakatwang melawan R. Wijaya. Pada umumnya warna Merah Putih merupakan lambang keberanian, kewiraan sedangkan warna Putih merupakan lambang kesucian.
Sang saka merah putih di bumi Indonesia
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 mengadakan sidang yang pertama dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula bahwa bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Dengan demikian , sejak ditetapkannya UUD 1945 , Sang Merah Putih merupakan bendera kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya) berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.
Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya ‘menyaksikan’ dari dalam kotak penyimpanannya.
Makna Bendera Merah Putih
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubun utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unn utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa.

4.      Jelaskan factor-faktor kelemahan secara umum runtuhnya masa kerajaan nusantara
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya kerajaan-kerajaan Di Nusantara
a) Terdesaknya kerajaan-kerajaan sebagai akibat munculnya kerajaan yang lebih besar dan lebih kuat.
b) Tidak ada peralihan kepemimpinan atau kaderisasi, seperti yang terjadi pada masa kekuasaan Kerajaan Majapahit.
c) Berlangsungnya perang saudara yang justru melemahkan kekuasaan kerajaan, seperti yang terjadi pada Kerajaan Syailendra dan Majapahit.
d) Banyak daerah yang melepaskan diri akibat lemahnya pengawasan pemerintahan pusat dan raja-raja bawahan membangun sebuah kerajaan yang merdeka serta tidak terikat lagi oleh pemerintahan pusat.
e) Kemunduran ekonomi dan perdagangan. Akibat kelemahan pemerintah pusat, masalah perekonomian dan perdagangan diambil alih para pedagang Melayu dan Islam.
f) Tersiarnya dan budaya Islam, yang dengan mudah diterima para adipati di daerah pesisir. Hal ini membuat mereka merasa tidak terikat lagi dengan pemerintahan kerajaan pusat seperti pada masa kekuasaan kerajaan Majapahit.

5.      Jelaskan tentang adanya opini yang menyatakan nilai-nilai pancasila di gali dari masa kerajaan.
Menurut pendapat kami tentang opini yang menyatakan nilai-nilai pancasila digali dari masa kerajaan itu memang benar. Dengan alasan kita ketahuin dari kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit dahulunya telah menganut nilai-nilai pancasila yang dimana mereka telah memeluk agama yang di mana terdapat pada sila 1. Ketuhanan yang maha esa. Dan Nilai pancasila Kemanusiaan : mereka bersifat terbuka terhadap agama lain dan saling menghormati satu sama lain. Pada sila ke 3 Persatuan : pada kerajaan kutai Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur, kerajaan sriwijaya Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara, kerajaan Majapahit ingin mempersatukan nusantara.pada sila ke 4 yang dimana pada masa kerajaan semua rakyatnya makmur sejahtera dan damai. Dan pada sila ke 5 : Tidak membeda – bedakan kedudukan dan menjunjung tinggi hak. Namun pada masa kerajaan itu masih berlaku di dalam kerajaannya sendiri ( belum dirumuskan) setelah Indonesia merdeka barulah Semua nilai-nilai tersebut di rumuskan dan di jadikan dasar Negara kita.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Hal penting yang dapat kita petik sebagai penerus bangsa adalah bahwa betapa sulitnya para pendahulu kita untuk mempersatukan nusantara, jadi kita sebagai penerus bangsa sudah merupakan kewajiban kita untuk menghormati segala bentuk pengorbanan yang telah dilakukan oleh pendahulu kita. Hal ini dapat kita lakukan dengan mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena dari nilai-nilai Pancasila itulah kita dapat mempertahankan kesatuan nusantara.